Selasa, 21 Desember 2010

peduli ibu

Persembahan bagi ibu
(refleksi hari Ibu tanggal 22 desember)

by: Much. Efendi

“and we (Allah) commanded to the people (to do good) to his parents. His mother had conceived him in a state of weakness that increase steadily, and weaned at the age of two years. The people give thanks to Me and to your parents. I went back only to” (Qs 31:14)

Pada bulan Desember ini tepanya pada tanggal 22 kita semua tentu mengetahui adanya moment sepesial yakni Hari Ibu. Dewasa ini banyak sekali kita lihat kejadian-kejadian unik yang tidak lagi mencerminkan kasih sayang kita kepada orang yang sangat berjasa pada kita itu. Yang disesalkan adalah banyaknya generasi muda yang tidak lagi peduli dengan apa itu hari ibu dan bagaimana mengaplkasikannya pada kehidupannya. Sekarang kita tanyakan pada diri kita masing-masing bagaimana kita menyikapi adanya moment Hari Ibu tersebut.
Dalam tulisan kali ini kami ingin sekali sedikit mengulas tentang itu, dan tentunya agar nantinya kita dapat sangat memahami seberapa pentingnya Ibu itu dalam kehidupan kita.

  9 bulan mengandung kita
      Sangat sering kita mendengar dari orang tua, guru dan masyarakat pada umumnya bagaimana perjuangan seorang ibu saat mengadung calon buah hatinya yang sangat dinantikan kehadirannya di dunia ini. Begitu besar perjuangan seorang ibu itu sampai rela bersabar membawa sang buah hatinya yang masih dalam kandungan kemanapun beliau pergi, tak peduli akan sulitnya rintangan yang dihadapinya dan tak peduli dengan rasa sakit yang begitu sangat beliau dirasakan, beliau tetap bersabar dan terus bersabar.
      Coba kita rasakan bahwasannya profesi menjadi seorang ibu dalam mengandung itu bukanlah suatu perkara yang mudah, bahkan jika Ibu itu tak mempunyai kasih sayang yang luar biasa kepada kita mungkin saat ini kita tidak akan terlahir kedunia ini, dan walaupun saat itu beliau belum tau akan anak yang akan dilahirkannya kelak itu akan berbakti ataukah durhaka padanya, sungguh beliau tidak pernah memikirkan itu. Alangkah baiknya jika kita  belajar dari kesabaran dan kasih sayang sang ibu dan kita tumbuh menjadi anak yang dapat di banggakannya itu adalah hadiah terindah yang kita berikan padanya.








  merawat kita dari kecil hingga dewasa

     Perjuangan selama sebilan bulan mengandung anaknya, tentunya tak sampai disini sosok perjuangan seorang ibu. Bahkan samakin lama ujian yang di berikan kepada seorang ibu sangatlah berat, setelah perjuangannya mengadung anaknya kini ibu harus melahirkan sang anak ke dunia dan ini pun bukanlah hal yang mudah bagi seorang ibu. Sakitnya saat melahirkan sama sekali tidak pernah beliau rasakan dan sama sekali beliau tidak pernah meminta ganti rugi atas sakit yang dideritanya saat melahirkan. Sungguh mulia jasamu wahai ibu yang telah mencurahkan segenap rasa sayangmu pada anak-anakmu ini.
      Setelah kita dilahirkan didunia ini, kini perjuangan ibu pun kembali sulit, dengan merawat kita yang tentunya saat itu belu dapat melakukan apa-apa. Ibu yang menyusui kita, ibu yang memandikan kita, memberi pakaian kita, mendidik kita supaya menjadi anak yang shaleh. Tanpa kenal lelah, tanpa kenal waktu ibu selalu ada di samping kita hingga kita tumbuh menjadi dewasa. Disini dapat kita lihat betapa sabarnya hati seorang ibu dan betapa lembutnya kasih sayang beliau kepada kita. Sungguh ini adalah kenikmatan terbesar yang di berikan Allah kepada kita.

  cermin  kesabaran

      Sabar adalah suatu sifat yang harus dimiliki oleh manusia kerena dengan sabar kita dapat menjalani kehidupan dan kewajiban dengan rasa rela hati. Dimana kita dapat melihat cermin sifat sabar itu ? jawabnya adalah pada sosok seorang Ibu. Mungkin kita tau pengorbanan seorang Ibu terhadap anaknya, tapi pernahkah kita belajar apa yang tersembunyi dalam hal itu. Ya  salah satunya Ilmu kesabaran dari seorang Ibu yang dapat kita petik sebagai pelajaran. Jika kita mau mempelajarinya tentu kita akan mendapat pelajaran yang berharga dari semua itu.
      Seharusnya kita bangga bahwa Ibulah yang mengajarkan Ilmu Sabar kepada kita dan mulai saat ini marilah kita bersama-sama mempelajari sifat sabar Itu dari seorang Ibu agar kita dapat menjadi pribadi yang selalu rela dalam menerima apapun yang telah di takdirkan Allah atas diri kita masing-masing.











  pandangan islam terhadap orang tua

“Dan kami (Allah) perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepadaKu dan kepada Orang tuamu. hanya kepada aku kembalimu” (QS 31:14)

      Dari kalamullah diatas tentunya kita dapat mengambil kesimpulan tentang apa yang harus kita perbuat kepada kedua orang  orang tua kita, khususnya kepada Ibu yang jasanya amat besar kepada kita. Allah memerintahkan kita untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua kita dan memang itu adalah suatu kebenaran yang harus kita terima.
      Tetapi justru apa yang terjadi saat ini banyak manusia dan generasi muda bangasa ini khususnya telah melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan terhadap kedua orang tua mereka khususnya kepada sang Ibu. Tidak sedikit dari mereka yang sangat getol sekali membentak-bentak orang tua mereka bahkan ada yang sampai melawan dan memaksakan kehendak mereka sendiri.
      Tentunya jika kita melihat maupun mendengar kejadian ini pasti ingin sekali merubah tentang apa yang terjadi saat ini. Kami berfikir mengapa mereka sungguh tega melakukan perbuatan itu kepada orang tuanya, apakah mereka tidak takut dan tidak mengetahui bahwa azab Allah sangatlah pedih.

      Mungkin dari sini kita dapat berkaca dan belajar lagi tentang hikmah dibalik di canangkannya hari Ibu, semoga kita semua selalu mendapat hidayah dari Allah dan kita senantiasa di jauhkan dari sifat yang dapat membuat hati kedua orang tua kita menjadi sakit. Untuk itu marilah kita peringati moment Hari Ibu ini dengan membasuh kedua kaki Ibu kita dalam arti kita harus berlaku lemah lembut dan bersikap yang patuh kepada kedua orang tua kita, serta moment Hari Ibu ini untuk kita jadikan sebuah pelajaran tentang perbuatan apa yang harus kita lakukan kepada kedua orang tua kita.


Heaven is in the sole of the foot Mother  œ
(surga itu di telapak kaki Ibu)